Oleh Rakteem Katakey di 12/9/2019
LONDON (Bloomberg) – AS sempat menjadi pengekspor minyak No. 1 dunia seiring rekor produksi serpih yang sampai ke pelanggan global, dan ada prospek lebih.
Melonjaknya produksi serpih membantu Amerika mengirimkan hampir 9 MMbpd minyak mentah dan produk minyak pada bulan Juni, melebihi Arab Saudi, Badan Energi Internasional mengatakan dalam sebuah laporan, mengutip angka ekspor bruto. Ada ruang untuk mengirim lebih banyak pasokan ke luar negeri karena perusahaan menambah infrastruktur untuk mengangkut produksi yang sedang berkembang dari ladang di Texas dan New Mexico ke pantai.
Kenaikan pasokan AS merusak upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang pengurangan produksinya berada di tahun ketiga dalam upaya untuk mengeringkan persediaan. Output Amerika yang membengkak, serta kekhawatiran yang mendalam atas permintaan global yang dipicu oleh perang perdagangan AS-China yang berkepanjangan, telah mendorong penurunan hampir 20% dalam patokan minyak mentah Brent dari level tertinggi April.
Ekspansi ekspor Amerika pada Juni dibantu oleh lonjakan pengiriman minyak mentah menjadi lebih dari 3 juta barel per hari, kata IEA. Pada saat itu, Arab Saudi memotong ekspornya sebagai bagian dari perjanjian OPEC +, sementara aliran Rusia terhambat oleh krisis pipa Druzhba.
Saudi merebut kembali tempat pengekspor utama pada Juli dan Agustus karena badai mengganggu produksi AS dan sengketa perdagangan “mempersulit pengiriman serpih untuk menemukan pasar,” kata IEA.
Perselisihan untuk slot No. 1 bisa tetap ketat di bulan-bulan mendatang. Karena Arab Saudi terus mengekang produksi, IEA mengatakan ekspor minyak mentah Amerika dapat naik 33% lebih lanjut dari level Juni menjadi sebanyak 4 MMbpd karena infrastruktur ekspor baru dibangun pada kuartal keempat tahun ini.
Dikeluarkan Oleh : Togel Singapore Hari Ini